tag:blogger.com,1999:blog-54794669364140301272023-07-17T22:06:34.259-07:00sosiologijantisyubidu..http://www.blogger.com/profile/08476999545402329176noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-5479466936414030127.post-61365549129980909222010-02-27T02:05:00.000-08:002010-02-27T03:24:41.063-08:00<span style="font-family:lucida grande;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 102, 0); font-family: arial;">C.Pengendalian Sosial</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0); font-family: arial;">1.Hakikat Pengendalian Sosial</span><br /><br /> <span style="color: rgb(51, 255, 51);"> <span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-family: arial;"> Perilaku menyimpang dapat menyebabkan terganggunya ketertiban dan keseimbangan hidup dalam masyarakat.Untuk itulah di perlukan tindakan-tindakan yang dapat mengatasi dan mencegah luasnya perilaku menyimpang seperti menangkap atau menghukum.Dalam sosiologi,tindakan-tindakan itu disebut </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold; font-family: arial;">Pengendalian Sosial.<br /><br /></span><span style="font-family: arial;"> a.Pengertian Pengendalian Sosial</span><br /><br /> <span style="font-family: arial;">Pengendalian Sosial merupakan mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga.Menurut </span><span style="font-style: italic; font-family: arial;">Berger,</span><span style="font-family: arial;">pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.Sedangkan </span><span style="font-style: italic; font-family: arial;">Roucek </span><span style="font-family: arial;">mengemukakan pengendalian sosial adalah istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang cenderung menganjurkan ,membujuk atau memaksa individu untuk menesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">b.Cara Pengendalian Sosial.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;"> Ada dua sifat pengendalian sosail,yaitu preventif yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran dan represif yang dilakukan setelahterjadi pelanggaran untuk memulihkan keadaan seperti semula.</span><br /></span></span></span></span><span style="font-family:lucida grande;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 255, 51);"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><br /><span style="font-family: arial;">- Pengendalian me</span></span></span></span></span><span style="font-family:lucida grande;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 255, 51);"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-family: arial;">lalui intuisi dan non intuisi.</span><br /><span style="font-family: arial;">Pengendalian intuisi yaitu melalui lembaga sosial yang ada dalam masyarakat ,seperti lembaga pendidikan,hukum,agama,dsb.Pengendalian non intuisi yanitu yang berada di luar intuisi sosial yang ada seperti oleh kelompok individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal.Cara ini seringkali menggunakan kekerasan dan sifatnya tidak resmi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">-Pengendalian secara lisan,simbolik,dan kekerasan.</span><br /><span style="font-family: arial;">Pengendalian secara lisan dan simbolik seringkali di sebut pengendalian sosial persuasif.Cara ini menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku.Pengendalian sosial melalui kekerasan sering disebut sebagai pengendalian sosial koersif,yang sebaiknya dilakukan sebagai upaya terakhir sesudah cara persuasif dilakukan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">-Pengendalian melalui Imbalan dan Hukuman</span><br /><span style="font-family: arial;">Cara pengendalian sosial melalui imbalan cenderung bersifat preventif atau mengalihkan sedangkan pengendalian sosial memberi hukuman cenderung bersifat represif.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">-Pengendalian Sosial Formal dan Informal.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">-Pengendalian sosial melalui Sosialisasi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">-Pengendalian sosial melalui Tekanan sosial.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: arial;">2.Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Pengendalian Sosial.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">=> Polisi,aparat negara yang bertugas memelihara keamanan serta mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang.</span><br /><span style="font-family: arial;">=> Pengadilan,alat pengendalian sosial agar seseorang berhati-hati dalam bertingkah laku sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyeretnya ke pengadilan.</span><br /><span style="font-family: arial;">=> Adat,lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat tradisional.</span><br /><span style="font-family: arial;">=> Tokoh masyarakat,orang yang memiliki pengaruh sehingga ia dihormati dan di segani masyarakat</span><br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span></span></span></span><span style="font-family:verdana;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-family:courier new;"></span></span></span></span>jantisyubidu..http://www.blogger.com/profile/08476999545402329176noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5479466936414030127.post-87649915101308797972010-02-25T08:19:00.000-08:002010-02-27T03:25:13.600-08:00<span style="color: rgb(204, 102, 204);"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Definisi Sosiologi secara singkat :<span style="font-family:arial;"><span style="font-family:georgia;"><span style="font-family:trebuchet ms;"></span></span></span></span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 102);"> Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji drama kehidupan sosial manusia terutama tentang tindakan manusia baik individual, kelompok, tindakan yang lazim, maupun yang tidak lazim.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">A. Sosialisasi</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">1. Pengertian Sosialisasi</span><br /><br />Sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, nilai, dan norma sosial. Menurut Peter L. Berger (dalam Sunarto, 2000: 23) sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi dalam masyarakat. Sementara menurut David Gaslin, Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat.<br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">2. Peran Nilai dan Norma Sosial dalam Sosialisasi</span><br /><br />Seseorang merupakan produk sosial dari hasil interaksinya dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. Sejak ia lahir, ia telah mengalami sosialisasi. Dengan demikian, nilai dan norma sosial tersebut lama-kelamaan menjadi bagian dirinya. Ia akan selalu bertindak sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Tanpa sosialisasi, kemampuan akal, emosi, dan jiwa seseorang tidak dapat berkembang sesuai yang diharapkan masyarakatnya.<br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">3. Pengertian Kepribadian</span><br /><br />Dalam sosiologi, istilah kepribadian dikenal dengan sebutan diri (self) . Sosialisasi bertujuan membentuk diri seseorang agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang di anut masyarakat dimana ia tinggal.<br />Empat tahap perkembangan diri manusia :</span><span style="color: rgb(204, 102, 204);"><br /></span><span style="color: rgb(204, 102, 204);"> 1. Prepatory Stage (0-2th)<br /> Seorang anak belajar minum, makan, berjalan, belajar berbicara, dsb.<br />2. Play Stage (3-5th)<br />Seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang sekitarnya, ia mulai meniru peran yang dijalankan orang tuanya atau orang yang sering berinteraksi dengannya.<br />3. Game Stage (6-12th)<br /> Anak sudah mulai menyadari peran yang ia jalankan dan peran yang dijalankan orang lain.<br />4. Generalized Others (13th ke atas)<br />Anak telah mampu mengambil peran orang lain yang lebih luas, ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat.<br />Charles Horton Cooley (dalam Sunarto, 2004: 25) menyatakan bahwa konsep seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Diri seseorang yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini disebut Cooley sebagai <span style="font-style: italic;">looking glass self</span>, yang melalui tiga tahap :<br />a. Seseorang membayangkan bagaimana perilakunya tampak bagi orang lain.<br />b. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku itu.<br />c. Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain terhadap dirinya itu.<br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">4. Faktor Pembentuk Kepribadian</span><br /><br />Menurut Paul B. Horton (1999: 91-106) faktor pembentuk kepribadian dipengaruhi oleh warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik seseorang.<br />a. Warisan biologis (keturunan)<br />Faktor keturunan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Warisan biologis menyediakan bahan mentah dan dapat dibentuk dengan dan dalam berbagai cara.<br />b. Lingkungan Fisik (geografis)<br />Perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan perbedaan iklim, topografi, dan sumber alam. Orang yang hidup di daerah pegunungan berbeda kepribadiannya dengan orang yang hidup di tepi pantai.<br />c. Kebudayaan<br />Kebudayaan berperan membentuk kepribadian seseorang dan masyarakat. Setiap kebudayaan menyediakan norma yang berbeda antar masyarakat satu dengan lainnya dpan mempengaruhi kepribadian anggotanya.<br />d, Pengalaman Kelompok<br />Kadang kala ukuran penilaian antar kelompok saling berbeda, dan dari hal tersebut seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.<br />e. Pengalaman Unik<br />Menurut Paul B. Horton, pengalaman unik mengandung pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis satu sama lainnya dan tidak seorangpun mempunyai latar belakang pengalaman yang sama.<br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">5. Agen-Agen, Bentuk, Tipe, dan Pola Sosialisasi</span><br /><br />a. Agen-Agen Sosialisasi<br />Dalam sosiologi pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi disebut agen sosialisasi. Fuller dan Jacobs mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama, yaitu<br />- Keluarga<br />- Kelompok sebaya atau sepermainan<br />- Sekolah<br />- Media Massa<br /><br />b. Bentuk Sosialisasi<br />Sosialisasi dapat dibagi dalam bentuk sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Light, Keller, dan Callhoun mengemukakan bahwa setelah seseorang mendapatkan sosialisasi dini yang dinamakannya sosialisasi primer, maka selanjutnya ia akan mendapatkan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pada tahap awal kehidupan seorang manusia, sedangkan sosialisasi sekunder ialah sebuah proses penyosialisasian ulang.<br /><br />c. Tipe Sosialisasi<br />Ada dua tipe sosialisasi yaitu :<br />- Formal, melalui lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku di negara.<br />- Informal, terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan.<br /><br />d. Pola Sosialisasi<br />Jaeger membagi sosialisasi kedalam dua pola, yaitu pola sosialisasi represif dan pola sosialisasi partisipatoris.<br /><br /></span><span style="color: rgb(204, 102, 204);"><span style="color: rgb(102, 0, 204);">B. Perilaku Menyimpang</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 0, 204);">1. Pengertian Konformitas</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);">Konformitas adalah bentuk interaksi yang didalamnya seseorang berprilaku sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat dimana ia tinggal.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 0, 204);">2. Hakikat Perilaku Menyimpang</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"><span style="color: rgb(102, 102, 204);">a. Definisi Perilaku menyimpang</span><br /><br /></span><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> Suatu perilaku disebut menyimpang (deviance) apabila tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Nilai dan norma sosial masyarakat yang satu berbeda dengan norma sosial masyarakat lainnya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);">b. Sumber Penyimpangan</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);">-Edwin M. Lemert,menyatakan bahwa perilaku menyimpang terjadi karena pemberian julukan atau merk tertentu yang di anggap menyimpang dalam suatu masyarakat atau yang biasa disebut </span><span style="font-style: italic; color: rgb(102, 102, 204);">labelling.<br />-</span><span style="color: rgb(102, 102, 204);">Robert K. Merton,menyatakan perilaku menyimpang terjadi karena tidak adanya kaitan antara tujuan dengan cara yang telah ditetapkan dan dibenarkan oleh struktur sosial.Merton mengidentifikasikan 5 tipe cara adaptasi individu,yaitu :</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);">*cara adaptasi konformitas</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *cara adaptasi inovasi</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *cara adaptasi ritualisme</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *cara adaptasi retreatisme</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *cara adaptasi pemberontakan</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);">Di antara ke-5 cara adaptasi di atas,adaptasi konformitas merupakan satu-satunya bentuk perilaku yang tidak menyimpang.</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(102, 0, 204);">3.Sifat dan Macam Perilaku Menyimpang</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);">a.Sifat Perilaku Menyimpang<br /><br /></span><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> -penyimpangan bersifat positif,penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif,kreatif dan memperkaya alternatif.</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> -penyimpangan bersifat negatif,dimana pelaku bertindak ke arah nilai sosial yang di pandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);">b.Macam-Macam Perilaku Menyimpang</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> <span style="color: rgb(102, 255, 255);"><span style="color: rgb(102, 102, 204);">-</span></span>Tindakan Kriminal atau Kejahatan</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> Light,Keller, dan Calhoun membedakan tipe kejahatan menjadi :</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Kejahatan tanpa korban ,yang tidak mengakibatkan kerugian bagi orang lain.</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Kejahatan terorganisasi,yang di lakukan oleh komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan cara menghindari hukum.</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Kejahatan kerah putih,yang mengacu pada kejahatan yang di lakukan oleh orang terpandang atau yang berstatus tinggi dalam pekerjaannya.</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Kejahatan kerah biru,yang di lakukan oleh kaum yang kurang berpendidikan.</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Kejahatan korporat,yang dilakukan atas nama organisasi dengan cara menaikkan keuntungan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> -Penyimpangan seksual</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Perzinahan</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Lesbianisme</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Homoseks</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Kumpul Kebo</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Tranvestitisme</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Sadisme</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Biseksual</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Pedophilia</span><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> *Inces</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> -Pemakaian dan pengedaran obat terlarang<br /><br /></span><span style="color: rgb(102, 102, 204);"> -Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup</span><br /></span>jantisyubidu..http://www.blogger.com/profile/08476999545402329176noreply@blogger.com2